Emosi ialah
suatu reaksi perasaan intens yang ditujukan kepada seseorang atau suatu
kejadian. Kata “emosi” ditunkan dari kata bahasa perancis, émotion, dari
émouvoir, 'kegembiraan' dari bahasa Latin emovere, dari e- (varian eks-) 'luar'
dan movere 'bergerak'. Kebanyakan ahli yakin bahwa emosi lebih cepat berlalu
daripada suasana hati. Sebagai contoh, bila ada yang bersikap kasar, sudah
barang tentu kita pasti akan marah. Emosi merupakan salah satu aspek yang
mempunyai pengaruh besar terhadap sikap manusia. Bersama dengan aspek yang
lainnya, yakni kognitif (daya pikir) dan konatif (psikomotorik), aspek emosi
disebut juga dengan aspek afektif, aspek afektif berperan sebagai penentu
sikap, salah satu predisposisi perilaku manusia.
Definisi tentang emosi pun
diungkap oleh Prezz (1999) seorang EQ organizational consultant dan pengajar
senior di Potchefstroom University, Afrika Selatan, secara tegas mengatakan
emosi adalah suatu reaksi tubuh menghadapi situasi tertentu. Sifat dan
intensitas emosi biasanya terkait erat
dengan aktivitas kognitif (berpikir) manusia sebagai hasil persepsi
terhadap situasi. Jadi emosi adalah hasil reaksi dari cara pikir manusia
terhadap situasi yang sedang dihadapi. Contoh: seorang pejalan kaki yang menggebrak
sebuah mobil yang akan hendak menabraknya, menggebrak itu adalah hasil berpikir
secara spontan, dimana ketika pejalan kaki tersebut merasa terancam
keselamatannya.
Emosi pada prinsipnya
menggambarkan perasaan manusia menghadapi berbagai situasi yang berbeda. Oleh
karena emosi merupakan reaksi manusiawi terhadap berbagai situasi nyata maka
sebenarnya tidak ada emosi baik atau emosi buruk. Seperti buku psikologi yang
dibahasoleh Atkinson (1983) membedakan emosi hanya 2 jenis yakni emosi yang menyenangkan
dan emosi tidak menyenangkan. Dengan demikian emosi dapat dikatakan baik atau
buruk hanya tergantung pada akibat yang ditimbulkan baik terhadap individu
maupun orang lain yang saling berhubungan (Martin, 2003).
Menurut Crow & Crow (1958), emosi adalah "an emotion, is an
affective experience that accompanies generalized inner adjustment and mental
and physiological stirredup states in the individual, and that shows it self in
his evert behaviour". Jadi, emosi adalah warna afektif yang kuat dan
ditandai oleh perubahan-perubahan fisik.
Menurut Hurlock
(1990), individu yang dikatakan matang emosinya yaitu:
a. Dapat
melakukan kontrol diri yang bisa diterima secara sosial. Individu yang emosinya
matang mampu mengontrol ekspresi emosi yang tidak dapat diterima secara sosial
atau membebaskan diri dari energi fisik dan mental yang tertahan dengan cara
yang dapat diterima secara sosial.
b. Pemahaman
diri. Individu yang matang, belajar memahami seberapa banyak kontrol yang dibutuhkannya
untuk memuaskan kebutuhannya dan sesuai dengan harapan masyarakatc. Menggunakan
kemampuan kritis mental. Individu yang matang berusaha menilai situasi secara
kritis sebelum meresponnya, kemudian memutuskan bagaimana cara bereaksi
terhadap situasi tersebut.
REFERENSI:
Wikipedia.org
www.duniapsikologi.com/emosi/
belajarpsikologi.com/pengertian-emosi/
REFERENSI:
Wikipedia.org
www.duniapsikologi.com/emosi/
belajarpsikologi.com/pengertian-emosi/
Tidak ada komentar:
Posting Komentar